KEHEBATAN NEGARA INDONESIA
1. Indonesia pernah menjadi negara pengekspor beras terbesar di dunia
Pada masa Orde Baru, selain dalam hal pertahanan dan keamanan, sektor pertanian juga menjadi salah satu yang paling diperhatikan oleh pemerintah Indonesia pada saat itu. Dikarenakan hal tersebut, sektor pertanian di Tanah Air sangat bagus. Teknologi dan penyuluhan tentang pertanian disebarkan ke seluruh pelosok Nusantara dan hasilnya stok beras di Tanah Air sangat berlimpah.
Bahkan pada tahun 1980-an, Indonesia menjadi negara pengekspor beras terbesar dunia. Ribuan ton beras dihasilkan dari sektor pertanian ini dan pemerintah memberlakukan sistem swasembada pangan dengan memasukkannya dalam program Repelita V.
Sayangnya, dari negara pengekspor beras terbesar di dunia, sekarang ini Indonesia menjadi negara pengimpor beras dari beberapa negara di Asia Tenggara. Padahal sebenarnya, Indonesia juga masih mampu untuk kembali menjadi negara pengekspor beras karena suburnya tanah di berbagai wilayah di Tanah Air serta mayoritas penduduknya yang memang agraris. Namun entah kenapa hal tersebut belum terwujud.
2. Malaysia pernah ‘berguru’ pada Indonesia
Jika ditarik mundur sekitar setengah abad silam, sektor pendidikan di Indonesia sangat maju yang membuat Malaysia harus ‘berguru’ ke Tanah Air. Pemerintah Negeri Jiran tersebut banyak mengirimkan putra-putri terbaik mereka untuk menimba ilmu di beberapa perguruan tinggi di Indonesia saat itu.
Sayangnya, setelah tahun 1960-an, sektor pendidikan di Indonesia seakan stuck atau berhenti dan hanya berjalan di tempat, sedangkan pendidikan di Malaysia justru tumbuh pesat. Bahkan menurut data dari QS University Ranking Asia 2014 yang dirilis oleh Topuniversities.com, peringkat universitas-universitas di Malaysia jauh berada di atas perguruan tinggi di Indonesia. Bahkan sekarang ini, tidak sedikit dari putra-putri Indonesia yang harus berangkat ke Malaysia guna menimba ilmu di negara tersebut.
Walaupun belum dapat dikatakan sepenuhnya mengalahkan Malaysia, akan tetapi sedikit demi sedikit sektor pendidikan di Indonesia mengalami perbaikan dan banyak putra-putri bangsa yang terkenal, bahkan sampai taraf dunia.
3. Indonesia Pernah Jadi Negaranya Para Pebulutangkis Hebat Tingkat Dunia
Mungkin generasi milinea sekarang ini banyak yang tidak mengenal nama-nama pebulutangkis hebat Indonesia, seperti Icuk Sugiarto, Susi Susanti sampai dengan Mia Audina Tjiptawan. Padahal, melalui tangan dan kerja keras mereka, Indonesia pernah dikenal sebagai negara penghasil para pebulutangkis hebat level internasional.
Banyak penghargaan tingkat dunia yang berhasil disabet oleh para pebulutangkis-pebulutangkis handal Indonesia pada saat itu. Generasi-generasi penerusnya juga tetap berkualitas dan tetap mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.
Saat ini, kehebatan Indonesia dalam bidang bulutangkis sudah dapat disamai oleh banyak negara, seperti Cina, Denmark dan Malaysia. Tentunya menjadikan satu hal yang disayangkan jika prestasi dan gelar negara penghasil para pebulutangkis hebat dunia itu lepas dari tangan Indonesia yang dikarenakan regenerasinya dirasa lambat.
4. Singapura Pernah Tiru Indonesia dalam Hal Transportasi
Sekitar 2 atau 3 dekade sebelum ini, ternyata diam-diam Singapura mencontoh sistem transportasi di Indonesia, yaitu bersepeda. Beberapa tahun lalu memang alat transportasi sepeda sangat populer dan digunakan oleh banyak orang di Indonesia karena kendaraan bermesin masih tergolong sedikit dan terbilang mahal pada tahun-tahun itu.
Dikarenakan sistem transportasi massalnya adalah sepeda dan membuat jalan-jalan di Indonesia tidak terlalu macet serta tingkat polusi udara dan suara juga minim, akhirnya pemerintah Singapura meniru hal tersebut dan memberlakukannya di negara mereka. Kini, Singapura menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang masyarakatnya memiliki hobi bersepeda. Tidak hanya itu saja, ada beberapa daerah khusus di Singapura, seperti di East Coast, Tampines Park sampai Marina Barage, akan lebih banyak menemukan orang menggunakan sepeda daripada memakai kendaraan bermotor.
Sayangnya, semakin bertambah tahun ditambah dengan semakin banyaknya alat transportasi umum bermesin di Tanah Air, penggunaan sepeda justru merosot tajam. Banyak orang yang lebih suka menggunakan kendaraan bermotor ketimbang harus bercapek-capek mengayuh sepeda untuk menuju suatu tempat. Macet dan polusi akhirnya menjadi makanan sehari-hari pengguna jalan di Indonesia.
5. Indonesia Pernah Dikenal sebagai Negara dengan Masyarakat yang Ramah
Memang tidak dapat digeneralisasikan secara menyeluruh, akan tetapi jika dibandingkan beberapa tahun lalu, banyak orang asing yang suka datang ke Indonesia karena menganggap masyarakat di negara ini sangat ramah dan tidak rawan konflik atau tindak kekerasan.
Sayangnya, hal tersebut sekarang ini perlahan mulai kabur karena banyaknya aksi kriminal yang tidak hanya terjadi antara sesama penduduk lokal, akan tetapi juga sudah mengincar warga asing yang ada di Indonesia. Tidak sedikit dari kasus pembunuhan dan tindak kriminal lain yang korbannya adalah orang asing.
Tentunya bukan hanya tugas dan pekerjaan pemerintah saja untuk mengembalikan Indonesia ke masa kejayaannya, karena semua itu juga membutuhkan bantuan dan dukungan dari seluruh masyarakat mulai Sabang sampai Merauke.
Pada masa Orde Baru, selain dalam hal pertahanan dan keamanan, sektor pertanian juga menjadi salah satu yang paling diperhatikan oleh pemerintah Indonesia pada saat itu. Dikarenakan hal tersebut, sektor pertanian di Tanah Air sangat bagus. Teknologi dan penyuluhan tentang pertanian disebarkan ke seluruh pelosok Nusantara dan hasilnya stok beras di Tanah Air sangat berlimpah.
Bahkan pada tahun 1980-an, Indonesia menjadi negara pengekspor beras terbesar dunia. Ribuan ton beras dihasilkan dari sektor pertanian ini dan pemerintah memberlakukan sistem swasembada pangan dengan memasukkannya dalam program Repelita V.
Sayangnya, dari negara pengekspor beras terbesar di dunia, sekarang ini Indonesia menjadi negara pengimpor beras dari beberapa negara di Asia Tenggara. Padahal sebenarnya, Indonesia juga masih mampu untuk kembali menjadi negara pengekspor beras karena suburnya tanah di berbagai wilayah di Tanah Air serta mayoritas penduduknya yang memang agraris. Namun entah kenapa hal tersebut belum terwujud.
2. Malaysia pernah ‘berguru’ pada Indonesia
Jika ditarik mundur sekitar setengah abad silam, sektor pendidikan di Indonesia sangat maju yang membuat Malaysia harus ‘berguru’ ke Tanah Air. Pemerintah Negeri Jiran tersebut banyak mengirimkan putra-putri terbaik mereka untuk menimba ilmu di beberapa perguruan tinggi di Indonesia saat itu.
Sayangnya, setelah tahun 1960-an, sektor pendidikan di Indonesia seakan stuck atau berhenti dan hanya berjalan di tempat, sedangkan pendidikan di Malaysia justru tumbuh pesat. Bahkan menurut data dari QS University Ranking Asia 2014 yang dirilis oleh Topuniversities.com, peringkat universitas-universitas di Malaysia jauh berada di atas perguruan tinggi di Indonesia. Bahkan sekarang ini, tidak sedikit dari putra-putri Indonesia yang harus berangkat ke Malaysia guna menimba ilmu di negara tersebut.
Walaupun belum dapat dikatakan sepenuhnya mengalahkan Malaysia, akan tetapi sedikit demi sedikit sektor pendidikan di Indonesia mengalami perbaikan dan banyak putra-putri bangsa yang terkenal, bahkan sampai taraf dunia.
3. Indonesia Pernah Jadi Negaranya Para Pebulutangkis Hebat Tingkat Dunia
Mungkin generasi milinea sekarang ini banyak yang tidak mengenal nama-nama pebulutangkis hebat Indonesia, seperti Icuk Sugiarto, Susi Susanti sampai dengan Mia Audina Tjiptawan. Padahal, melalui tangan dan kerja keras mereka, Indonesia pernah dikenal sebagai negara penghasil para pebulutangkis hebat level internasional.
Banyak penghargaan tingkat dunia yang berhasil disabet oleh para pebulutangkis-pebulutangkis handal Indonesia pada saat itu. Generasi-generasi penerusnya juga tetap berkualitas dan tetap mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.
Saat ini, kehebatan Indonesia dalam bidang bulutangkis sudah dapat disamai oleh banyak negara, seperti Cina, Denmark dan Malaysia. Tentunya menjadikan satu hal yang disayangkan jika prestasi dan gelar negara penghasil para pebulutangkis hebat dunia itu lepas dari tangan Indonesia yang dikarenakan regenerasinya dirasa lambat.
4. Singapura Pernah Tiru Indonesia dalam Hal Transportasi
Sekitar 2 atau 3 dekade sebelum ini, ternyata diam-diam Singapura mencontoh sistem transportasi di Indonesia, yaitu bersepeda. Beberapa tahun lalu memang alat transportasi sepeda sangat populer dan digunakan oleh banyak orang di Indonesia karena kendaraan bermesin masih tergolong sedikit dan terbilang mahal pada tahun-tahun itu.
Dikarenakan sistem transportasi massalnya adalah sepeda dan membuat jalan-jalan di Indonesia tidak terlalu macet serta tingkat polusi udara dan suara juga minim, akhirnya pemerintah Singapura meniru hal tersebut dan memberlakukannya di negara mereka. Kini, Singapura menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang masyarakatnya memiliki hobi bersepeda. Tidak hanya itu saja, ada beberapa daerah khusus di Singapura, seperti di East Coast, Tampines Park sampai Marina Barage, akan lebih banyak menemukan orang menggunakan sepeda daripada memakai kendaraan bermotor.
Sayangnya, semakin bertambah tahun ditambah dengan semakin banyaknya alat transportasi umum bermesin di Tanah Air, penggunaan sepeda justru merosot tajam. Banyak orang yang lebih suka menggunakan kendaraan bermotor ketimbang harus bercapek-capek mengayuh sepeda untuk menuju suatu tempat. Macet dan polusi akhirnya menjadi makanan sehari-hari pengguna jalan di Indonesia.
5. Indonesia Pernah Dikenal sebagai Negara dengan Masyarakat yang Ramah
Memang tidak dapat digeneralisasikan secara menyeluruh, akan tetapi jika dibandingkan beberapa tahun lalu, banyak orang asing yang suka datang ke Indonesia karena menganggap masyarakat di negara ini sangat ramah dan tidak rawan konflik atau tindak kekerasan.
Sayangnya, hal tersebut sekarang ini perlahan mulai kabur karena banyaknya aksi kriminal yang tidak hanya terjadi antara sesama penduduk lokal, akan tetapi juga sudah mengincar warga asing yang ada di Indonesia. Tidak sedikit dari kasus pembunuhan dan tindak kriminal lain yang korbannya adalah orang asing.
Tentunya bukan hanya tugas dan pekerjaan pemerintah saja untuk mengembalikan Indonesia ke masa kejayaannya, karena semua itu juga membutuhkan bantuan dan dukungan dari seluruh masyarakat mulai Sabang sampai Merauke.
Komentar
Posting Komentar
silahkan gunakan dengan positif